Kue semprong Evi khas Tulungagung, renyah dan gurihnya melengkapi hari raya.
Suaramuda.com - Evi Puspitasari seorang produsen kue semprong yang masih bertahan sampai sekarang lebih dari 25 tahun berjualan semprong, tinggal di Desa Tanon, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung.
Kepada suaramuda, Minggu, 16 Maret 2025 Epi mengatakan, Kue semprong merupakan jajanan tradisional yang populer pada saat lebaran. Usaha yang dirintis dari beberapa generasi, 100 persen resep legendaris jawa. Di buat 5 bentuk kue seperti semprong gulung mini, gulung panjang, kotak, segitiga Limas, dan contong (kerucut). Cita rasanya yang gurih, renyah dan manis ini banyak di sukai konsumen. Terlebih kue semprong begitu populer untuk oleh oleh pemudik yang hendak pulang kampung.
Sebagai generasi ke tiga, Evi Puspitasari mengatakan, semprong buatannya perharinya menghabiskan 20 kilogram tepung, dengan campuran telur, santan, gula merah, wijen, mencetaknya satu persatu adonan kue di atas loyang panas. Bila dimakan renyahnya tahan lama.
Menurut Evi, pesanan kue semprong sudah over order jadi tidak bisa menerima pesanan lagi. Selain produksinya tidak menggunakan bahan pengawet, kue semprong di jual berbagai ukuran harganya harga terjangkau di kantong, kualitasnya pun tidak murahan.
Disebutkan, pemasaran kue semprong sampai Jakarta sebanyak 500 toples dan 400 kemasan plastik semprong. permintaan semprong dari dari para pedagang terus berdatang dan masyarakat juga banyak yang pesan untuk suguhan hari raya.(Ind).