Ilustrasi sumber internet/arrahim.id.
Penulis : Baverlya Ramadhani
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
Suaramuda.com - Kehidupan manusia mengalami masa adaptasi yang rumit selama masa remaja. Perubahan yang signifikan dalam fisik, hormon, sosial, dan psikologis terjadi secara bersamaan, yang menghasilkan emosi yang kompleks dan seringkali membingungkan. Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi tubuh dan sistem endokrin, tetapi juga perilaku dan identitas seksual remaja.
Menurut Sigmund Freud, fase genital adalah fase awal perkembangan seksual remaja, di masa remaja mulai menunjukkan keinginan yang lebih kuat untuk membangun hubungan romantis dan seksual dengan orang lain sebagai bagian dari upaya mereka untuk menemukan jati diri dan memahami peran seksual mereka. Namun, sebagian besar remaja di titik ini juga mencari dukungan dari orang-orang di sekitar mereka. Akses terhadap seseorang yang dapat didengarkan dan dipahami, atau yang sering disebut “someone to talk,” menjadi faktor penentu untuk kesehatan psikologis remaja. Dukungan ini tidak hanya membantu mereka menghadapi perubahan emosional yang drastis, tetapi juga memberikan platform untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran mereka.Ketiadaan akses ini, akan memiliki kemungkinan besar untuk berdampak serius, bahkan berujung pada masalah kesehatan mental yang kronis pada remaja.
“Someone to talk” ini juga berperan penting dalam memberikan sudut pandang yang berbeda dan membantu remaja dalam memecahkan masalah. Masa remaja seringkali dipenuhi dengan tantangan, mulai dari tekanan akademik, permasalahan percintaan, hingga konflik sosial. Menghadapi situasi ini sendirian dapat terasa sangat berat dan melelahkan. Berbicara dengan seseorang yang bijak dan berpengalaman dapat memberikan wawasan baru, membantu remaja melihat masalah dari berbagai sudut pandang, dan menemukan solusi yang tepat. Terutama yang memiliki pengalaman serupa, dapat membantu remaja merasa lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi tantangan mereka. Proses ini tidak hanya menyelesaikan masalah secara langsung, tetapi juga pada membangun kemampuan untuk memecahkan masalah dan kepercayaan diri remaja.
Memiliki akses dengan "someone to talk" dapat mencegah dan mengurangi perilaku yang berisiko. Remaja yang merasa tertekan, kesepian, atau terisolasi memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, atau bahkan percobaan bunuh diri. Keberadaan seseorang yang dapat diandalkan untuk berbagi beban emosi dapat menjadi penyangga penting dalam mencegah perilaku-perilaku tersebut. Memiliki tempat untuk mengungkapkan perasaan negatif dan mendapatkan dukungan, remaja dapat akan lebih menguasai dalam mengendalikan diri mereka dan mengurangi keinginan untuk mencari pelarian dalam perilaku yang dapat merusak diri sendiri. Dukungan dari "someone to talk" dapat menjadi faktor pelindung yang sangat penting dalam menjaga kesehatan mental pada remaja.
Keberadaan "someone to talk" menyediakan ruang aman bagi remaja untuk mengekspresikan perasaan mereka tanpa rasa takut dihakimi. Remaja seringkali mengalami dilema dalam dirinya sendiri yang sulit diungkapkan kepada orang tua atau peran otoritas lainnya karena khawatir akan pemberian umpan balik yang kurang baik atau negatif. Ketidak inginan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perbedaan generasi, hambatan komunikasi, atau kekhawatiran akan sanksi. Seorang teman, konselor, guru, atau bahkan anggota keluarga yang empatik dan mendukung dapat menjadi tempat berlindung yang aman, tempat remaja untuk dapat mengungkapkan berbagai kekhawatiran, ketakutan, dan kebingungan mereka tanpa rasa cemas. Kehadiran pendengar yang baik dan non-judgmental memungkinkan remaja untuk memproses emosi mereka dengan lebih sehat dan efektif.
“Someone to talk” juga berperan penting dalam fase pengembangan identitas dan rasa percaya diri pada remaja. Masa remaja merupakan masa-masa pencarian jati diri, dimana remaja berupaya untuk memahami siapa mereka dan bagaimana mereka ingin hidup di dunia. Berdiskusi dengan orang lain, terutama mereka yang dapat memberikan umpan balik yang bersifat membangun, dapat membantu remaja mengeksplorasi nilai, minat, dan tujuan hidup mereka. Proses ini tidak hanya membantu remaja dalam membangun identitas yang kuat, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan mereka untuk mengambil keputusan yang tepat. Dukungan emosional yang konsisten dari "someone to talk" menciptakan pondasi yang kokoh bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja yang sehat.
Perlu dipahami bahwa akses terhadap individu yang dapat didengarkan, "someone to talk", tidak semata-mata bergantung pada ketersediaan layanan profesional seperti konselor atau psikolog. Dapat diakui, peran konselor dan psikolog juga sangat penting, keberadaan teman, keluarga, dan guru yang suportif juga memiliki dampak yang penting. Membangun hubungan sosial yang kuat merupakan bagian penting dari kesehatan mental remaja. Lingkungan yang kondusif memberikan dukungan secara aktif mampu menciptakan rasa kebersamaan dan dapat mengurangi perasaan yang terisolasi dan terpinggirkan, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis remaja. Oleh karena itu, upaya untuk memfasilitasi komunikasi yang terbuka dan bersifat saling memberi dukungan merupakan tanggung jawab bersama yang harus diwujudkan di lingkungan keluarga, institusi pendidikan, dan komunitas secara luas.
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa peran “someone to talk” merupakan kebutuhan dasar bagi kesehatan psikologis remaja. Keberadaan seseorang yang dapat didengarkan, dipahami, dan memberikan dukungan emosional sangat penting dalam membantu remaja melewati masa transisi yang penuh tantangan ini. Baik itu seorang yang mandiri maupun profesional dalam lingkungan terdekat remaja, peran "someone to talk" tidak dapat dianggap remeh sehingga harus diprioritaskan untuk memastikan kesehatan mental dan kesejahteraan remaja. Pencegahan sejak dini tidak hanya berdampak positif pada remaja saja melainkan juga pada masyarakat yang secara keseluruhan dengan menciptakan generasi muda yang tangguh dan produktif.