Suaramuda.com - Pemkab Tulungagung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaksanakan apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di halaman kantor Bupati Tulungagung, Rabu (10/12/2024).
Dihadiri oleh Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno, jajaran TNI- Polri, BPBD, relawan, dan komponen masyarakat.
Kepala Pelaksanan BPBD Tulungagung Robindon Nadeak menuturkan, memasuki musim penghujan, Pemerintah Kabupaten Tulungagung terus meningkatkan kewaspadaan tehadap ancaman bencana hidrometeorologi, hujan dengan intensitas tinggi rendah dan merata di wilayah Tulungagung, maka diperlukan kesiapsiagaan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung.
Dalam kesempatan tersebut ,Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno mengungkapkan, saat musim kemarau Kabupaten Tulungagung telah dilanda kekeringan dan ada beberapa kejadian kebakaran hutan serta lahan dalam skala kecil. Saat ini, wilayah Kabupaten Tulungagung sudah memasuki musim hujan yang diperkirakan terjadi potensi hujan mulai intensitas ringan, sedang hingga lebat disertai angin kencang dan kilat, berpotensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi.
Sesuai data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung, kejadian bencana hidrometeorologi basah terjadi sepanjang tahun 2024 sampai sekarang terdapat 2 kejadian bencana banjir, 16 kejadian tanah longsor dan 36 kejadian angin kencang dan puting beliung.
"Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana di sekitar kita menjadi salah satu kunci baik pada tahap prabencana, tahap tanggap darurat, maupun pascabencana yang semuanya harus dikelola dan disiapkan dengan baik. Dari ketiga tahapan penanggulangan bencana ini, tentunya tahap prabencana berupa kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan harus menjadi prioritas yang tujuannya untuk meminimalisasi korban dan kerugian akibat bencana sehingga jika terjadi bencana penanganannya bisa lebih mudah cepat dan tepat," ulasnya.
Heru Suseno menghimbau kepada seluruh stakeholder yang terlibat dalam upaya penanggulangan bencana untuk malukukan pemantauan secara cermat terkait informasi cuaca atau peringatan dini baik itu dari BMKG atau BNPB untuk mengetahui perkembangan situasi, terutama menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam rangka menghadapi bencana hidrometeorologi.
Diharapkan pula, bersama sama melakukan langkah mitigasi atau pengurangan risiko bencana untuk meminimalisasi dampak dari bencana hidrometeorologi, dan menyiagakan seluruh aparatur pemerintah daerah,TNI - Polri, Basarnas, instansi Vertikal, relawan kebencanaan dan unsur masyarakat dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.(Ind)