Penulis : Shofiyah Yasmin
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Suaramuda.com - Tidak asing lagi bahwa Indonesia adalah negara yang dijuluki dengan sebutan sebagai “negara kekurangan figur ayah” atau fatherless country. Fatherless istilah yang sering kali digunakan untuk menggambarkan bagaimana kondisi seorang anak tumbuh tanpa sosok kehadiran ayah dilihat secara fisik maupun psikologisnya. Fenomena ini memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak. Ketiadaan figur ayah dapat menyebabkan berbagai masalah psikologis dan emosional. Anak- anak yang tumbuh tanpa adanya figur ayah lebih beresiko terlibat dalam perilaku antisosial, kriminal, cenderung mempunyai prestasi yang rendah dan kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang kuat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak Perempuan lebih dekat dengan ayahnya dibandingkan dengan anak laki- laki. Sementara itu, anak laki- laki lebih dekat dengan ibunya dibandingkan dengan anak Perempuan. Mengapa tidak sedikit dari anak Perempuan lebih dekat kepada ayahnya?. Dikutip dari www.halodoc.com. 
Ayah adalah laki- laki pertama dalam hidup anak Perempuan Anak Perempuan akan memandang seperti apa laki- laki itu melalui ayahnya sendiri, bagaimana ayah meratukan istrinya dengan kasih sayang dan bagaimana ayah meratukan putrinya dengan penuh cinta. 
Ayah adalah pelindung bagi anak Perempuan
Secara tradisional, naluri manusia adalah melindungi. Akan tetapi bagi anak Perempuan tugas melindungi itu adalah tugas sang ayah. 

Ayah lebih memanjakannya daripada sang ibu 
Hal ini sering dikatakan fakta, sebab jika ibu banyak memberikan peraturan, ayah menjadi partner in crime anak Perempuan dalam melanggar aturan. Banyak dari anak Perempuan mengatakan bahwa “kalau ingin sesuatu mintalah kepada ayah, jangan minta kepada ibu karena kalau minta ibu yang didapat hanyalah teguran,berbanding terbalik dengan ayah langsung memperbolehkannya”.  

Hubungan antara anak Perempuan dan ayah seringkali memiliki karakteristik unik juga ikatan batin yang kuat. Namun, cepat atau lambat ikatan sedekat apapun akan habis masanya. Kehilangan sosok ayah akibat meninggal dunia adalah peristiwa yang menyakitkan bagi anak Perempuan, terlebih lagi ikatan mereka sangat erat dan dekat. Kehilangan ini dapat menimbulkan dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan anak Perempuan, baik dalam jangka Panjang maupun pendek. Ayah seorang laki- laki dewasa yang perannya dipercayai dapat diandalkan dalam bentuk tenaga, tanggung jawab dan Keputusan dalam setiap permasalahan kini harus menghilang bagi anak- anak yang mengalami Fatherless tentu membuat mereka kehilangan jati diri pada sosok tersebut. Sejumlah penelitian menemukan bahwa anak yang mengalami fatherless memiliki kecenderungan masa rendahnya harga diri, kesepian, mudah cemburu, tidak berani mengambil resiko dan rendahnya kemampuan dalam mengontrol diri. 

Dilihat dari dampaknya fatherless terhadap anak Perempuan diantaranya: Dampak Emosional
Kesedihan yang mendalam: marah, menangis histeris terus menerus, sulit menerima kenyataan juga rasa kehilangan adalah bentuk reaksi emosi yang sangat wajar, karena tidak ada sakit yang disebabkan oleh kehilangan orang yang dicintainya.
Ketakutan akan kehilangan: pernah kehilangan sosok sebelumnya dapat memicu terjadinya ketakutan atau kecemasan yang berlebihan terhadap orang yang dicintainya sekarang karena trauma sebelumnya belum sembuh.

Rasa tidak aman: teruntuk semua anak Perempuan yang ditinggal ayahnya selalu merasa dirinya terancam tidak aman dikarenakan tidak ada yang melindunginya.
Dampak terhadap Perkembangan Sulit beradaptasi: beberapa diantara anak Perempuan yang mengalami fatherless mengalami kesulitan bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Masalah dalam Menjalin Hubungan: kehilangan figur ayah dapat mempengaruhi cara anak Perempuan memandang laki- laki.

Gangguan Konsentrasi: tidak pernah fokus konsentrasi terhadap suatu hal karena di setiap pikirannya selalu terbesit tentang bagaimana ayahnya.
Dampak Jangka Panjang Kesulitan dalam Hubungan Romantis: anak Perempuan yang kehilangan figur ayah mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan pasangannya di masa depan jika mendapatkan pasangan yang tidak mau memahaminya.Depresi dan Kecemasan: dalam jangka Panjang, kehilangan ayah dapat menyebabkan resiko kecemasan tinggi yang berakhir dengan depresi.

Pada masa kehidupan ini disadari bahwa tidak setiap anak mempunyai sosok ayah yang hadir dalam tumbuh kembang anak serta terlibat dalam pengasuhan anak Perempuan. Fatherless juga merupakan kondisi yang terjadi pada anak yang tidak memiliki ayah atau tidak memiliki hubungan akrab dengan ayahnya yang disebabkan oleh perceraian atau konflik lainnya. Kehilangan peran penting ayah menuai akan dampak negatif terhadap perasaan anak sehingga anak cenderung kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Akan tetapi, ketiadaan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah anak- anak yang kehilangan sosok pentingnya karena meninggal dunia. Santrock (2003) menyatakan bahwa anak yang mengalami fatherless akibat ditinggalkan ayahnya meninggal cenderung lebih adaptif dibandingkan dengan anak yang mengalami fatherless akibat perceraian orang tuanya.

Pada pembahasan ini juga, dikenali subjek berinisial SY adalah seorang anak Perempuan remaja yang kian beranjak dewasa mengalami fatherless sejak kecil dan berasal dari keluarga broken home mengungkapkan beberapa hal sebagai yaitu sebagai berikut: 
“..mereka kalau kangen tinggal telpon eh langsung di samperin dong sama ayahnya, aku? Aku cuma bisa nangis.”
“..iya memang, tapi ibu lebih perhatian sama adik saja. Katanya, aku kan dulu masa kecilnya udah sama ayah.”
“..besok ibu menyalahkan apalagi ya tentang aku sama anak emasnya.”
“..aku bisa jaga diri aku sendiri, tapi aku juga butuh sosok laki- laki buat ngelindungin aku.” [SY, setelah bermonolog].

Dari kutipan tersebut menunjukkan bahwa ketiadaan ayah memberi pengaruh besar terhadap konsep diri anak Perempuan yang mengalaminya. Sikap dan pandangan negatif terhadap kemampuan diri yang menimbulkan rendahnya motivasi terhadap diri anak Perempuan tersebut. Seorang anak yang mengalami fatherless akan melakukan segala cara untuk mencari dan mendapatkan kasih sayang yang hilang dalam dirinya. Saat seorang anak sudah memasuki fase dewasa awal, mereka mulai mencari sosok laki- laki yang mirip dengan sosok ayahnya agar dapat melengkapi kekosongan yang ada dalam hidupnya. Salah faktor yang mempengaruhi dampak terhadap fatherless terhadap anak Perempuan yang mengalami hal ini adalah adanya kedekatan erat hubungan anak dengan ayahnya. Selain itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi duka yang dialami oleh anak Perempuan, antara lain yaitu: Memberikan Dukungan Emosional: berikan ruang untuk mengungkapkan semua perasaan yang dirasakannya.

Libatkan Anak dalam Proses Kematian: biarkan anak terlibat dalam proses kegiatan yang berkaitan dengan kematian, seperti pemakamannya. Apabila anak tidak dilibatkan dalam hal ini nantinya cenderung menimbulkan rasa ketidakpuasan atau rasa penyesalan.
Cari Bantuan Profesional: apabila anak mengalami kondisi yang sudah terlalu parah, pertimbangkan untuk segera mencari bantuan psikolog anak.

Proses berduka adalah hal normal yang membutuhkan waktu lama. Tidak ada obat yang ampuh untuk sembuh dari kehilangan orang yang kita cintai. Tidak ada Ikhlas yang tulus untuk rela membiarkan orang yang kita cinta pergi. Tidak semua orang yang berbicara sendiri adalah orang dengan gangguan mental, manakala itu adalah bentuk tenang untuk dirinya sendiri. Fatherless tidak hanya sekedar ketiadaan sosoknya. Ada juga yang nyata sosoknya, tetapi hilang perannya. Dan setiap anak bereaksi berbeda terhadap kehilangan.