Foto Bersama Peserta Seminar Kewirausahaan Peternakan dengan Narasumber dan Sekretaris Program Studi Peternakan.

Suaramuda.com - Himpunan Mahasiswa Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau menggelar Seminar Kewirausahaan Peternakan pada Sabtu (02/11) di Islamic Center UIN Suska Riau. Mengusung tema "Menggali Ide, Memupuk Motivasi, dan Membangun Kreativitas: Mempersiapkan Mahasiswa Peternakan UIN Suska Riau untuk Sukses di Dunia Peternakan", acara ini bertujuan membekali mahasiswa dengan keterampilan wirausaha yang relevan. Labibul Fiqri Aditama sebagai penanggung jawab menghadirkan Arief Despensary, S.Hut., M.T sebagai narasumber utama, dengan Dr. Ir. Sadarman, S.Pt., M.Sc., I.P.M. sebagai moderator.

Dalam sambutannya, Bibul menegaskan bahwa seminar ini bertujuan untuk membekali mahasiswa peternakan dengan wawasan kewirausahaan di sektor peternakan. “Begitu mendapatkan arahan dari dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan Peternakan, kami langsung bergerak untuk mempersiapkan acara ini hingga bisa terlaksana,” ujarnya kepada wartawan suaramuda.com.
Bibul juga menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang terlibat aktif dalam kepanitiaan serta ucapan terima kasih disampaikan khusus kepada narasumber, Arief Despensary, dan Sekretaris Program Studi Peternakan yang turut hadir dalam seminar ini.

Ketua HIMA Peternakan, Hardiansyah Putra Pulungan, memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh anggotanya atas kesuksesan dalam menyelenggarakan seminar kewirausahaan dengan sangat baik. “Saya bangga dan salut kepada teman-teman di HIMA Peternakan. Semoga segala usaha dan tenaga yang telah dicurahkan sejak persiapan hingga terlaksananya acara ini menjadi amal yang dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan dan surga sebagai balasannya,” ujar Pulungan dengan penuh haru. Ia juga menambahkan bahwa kerja sama dan semangat yang ditunjukkan oleh panitia tidak hanya mencerminkan komitmen mereka terhadap organisasi, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap perkembangan mahasiswa peternakan.

Sekretaris Program Studi Peternakan, Dr. Irdha Mirdhayati, S.Pi., M.Si., menyampaikan kebanggaannya atas terselenggaranya seminar yang digagas oleh HIMA Peternakan. Ia mengapresiasi upaya mahasiswa dalam memulai sebuah kegiatan dari awal, termasuk melalui rapat koordinasi yang solid bersama tim kepanitiaan. “Atas nama Ketua Program Studi, saya mengucapkan selamat kepada Penanggung Jawab, Saudara Bibul, yang telah bekerja keras bersama seluruh panitia. Semoga di masa mendatang kualitas kegiatan ini terus meningkat, sehingga menarik lebih banyak peserta,” ujar Dr. Irdha.

Dalam sesi inti, Dr. Ir. Sadarman membuka acara dengan menekankan pentingnya menjadi seorang wirausaha, khususnya di bidang peternakan. Menurutnya, wirausaha bukan sekadar pilihan, melainkan kewajiban. “Jangan hanya puas menjadi penerima upah, jadilah individu yang mampu memberikan upah kepada orang lain,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Ia juga mengapresiasi pilihan narasumber yang diundang HIMA Peternakan, yakni Arief Despensary, seorang peternak yang telah berkecimpung di dunia peternakan sapi pedaging sejak 2007. Dr. Sadarman menyebutkan bahwa Arief adalah sosok yang inspiratif, membuktikan dedikasinya melalui keberhasilan di bidang yang ia tekuni. Salah satu pencapaiannya yang mengesankan adalah berhasil menjual sapi berbobot sekitar 1,2 ton kepada mantan Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono. Dr. Sadarman berharap kehadiran Arief tidak hanya memberi wawasan, tetapi juga menginspirasi mahasiswa untuk berani mengambil langkah sebagai wirausaha di sektor peternakan.

Sebagai pembicara utama, Arief memulai sesi dengan menyapa mahasiswa dan bertanya, "Apakah kalian merasa tersesat dalam perjalanan akademik kalian?" Mahasiswa serentak menjawab bahwa mereka tidak merasa tersesat; justru mereka menikmati proses belajar dan bangga menjadi mahasiswa peternakan.

Melanjutkan pemaparannya, Arief menjelaskan bahwa memulai bisnis di bidang peternakan sering kali diawali dari usaha kecil. Ia menekankan pentingnya komitmen dalam mengelola usaha, apakah ingin dijalankan dengan serius untuk berkembang atau sekadar dibiarkan tanpa harapan keuntungan. “Sekecil apa pun usaha kita, jika dikelola dengan baik, pasti akan menghasilkan keuntungan,” ujarnya.

Arief juga mendorong mahasiswa untuk tidak takut memulai meskipun dari skala kecil. Ia berbagi pengalaman bahwa keberhasilan dalam peternakan tidak hanya ditentukan oleh modal besar, tetapi juga oleh keuletan, kerja keras, dan pengelolaan yang efektif. Menurutnya, usaha yang dirawat dengan sungguh-sungguh bisa tumbuh pesat dan memberikan dampak besar bagi diri sendiri serta orang lain.

Mengelola usaha peternakan sapi pedaging sejak 17 tahun lalu telah membawa Arief mencapai kesuksesan yang luar biasa. Kini, usahanya menjadi pusat kunjungan para peternak dari berbagai daerah di Riau dan sekitarnya, baik untuk ternak sapi pedaging maupun untuk kambing perah. Arief berbagi bahwa ia sering diundang sebagai pembicara untuk melatih peternak lain dalam pembuatan silase. Pelatihan tersebut membuat para peternak menyadari potensi pemanfaatan limbah pertanian di sekitar, sehingga kini bahan-bahan seperti tebon jagung menjadi sulit diperoleh karena telah dimanfaatkan oleh mereka yang mengikuti pelatihannya. “Sekarang malah mereka jadi pesaing saya dalam mendapatkan limbah pertanian seperti tebon jagung,” ujar Arief kepada peserta seminar.

Di akhir acara, Arief menerima berbagai pertanyaan dari mahasiswa yang antusias mengetahui lebih banyak tentang memulai usaha di bidang peternakan, cara mendapatkan modal, menjaga kesehatan ternak, dan aspek-aspek teknis lainnya. Salah satunya, Raffi Nugraha, mahasiswa peternakan asal Bandar Huluan, Simalungun, Sumatera Utara, bahkan berani berdiskusi dengan Arief tentang manajemen pemeliharaan pedet, alasan di balik periode penggemukan selama tiga bulan, dan pemberian pakan konsentrat.

Sebelum menutup sesi tanya jawab, Dr. Ir. Sadarman memberikan kesimpulan bahwa peluang menjadi pengusaha di bidang peternakan masih sangat luas. Menurutnya, permintaan akan produk peternakan tetap tinggi karena kebutuhan pangan bergizi yang terus ada di masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya bagi calon pengusaha untuk tidak takut melakukan ekspansi atau memperluas bisnis. Selain itu, diversifikasi usaha juga disarankan, sehingga bisnis tidak hanya bergantung pada satu jenis produk.

Sebagai contoh, ia menyebut praktik Arief yang mengelola dua jenis usaha dalam satu kawasan: peternakan sapi pedaging dan peternakan kambing perah. Diversifikasi ini, menurut Dr. Sadarman, sangat bermanfaat karena pendapatan dari produk susu kambing dapat membantu menopang biaya operasional peternakan sapi. "Pendekatan ini membuat usaha lebih stabil dan tidak bergantung pada satu sumber pendapatan saja," pungkasnya. (Sadarman).