Foto : Ketua Paguyuban Lurah Kecamatan  Kota Tulungagung Bekti Sutoto.

Suaramuda.com - Ketua Paguyuban Lurah Se Kecamatan Kota Tulungagung Bekti Sutoto mengatakan, 14 kelurahan di Kecamatan Kota Tulungagung, Kabupaten Tulungagung merasa diabaikan oleh pemerintah Kabupaten Tulungagung tiap menggelar upacara peringatan hari besar nasional.

Menurutnya, undangan tersebut ditujukan hanya untuk OPD lingkup Pemkab Tulungagung , ormas , tokoh masyarakat , dan undangan tertentu . Sedangkan semua lurah yang ada di kecamatan kota notabennya di wilayah tak pernah tersentuh, terkesan meremehkan.

'Kami berharap,14 Kepala Kelurahan ini menjadi prioritas atau dihargai keberadaannya. Karens selain membantu Camat, lurah yang diangkat oleh Bupati juga memiliki peran dalam pemerintahan, yakni menjadi fasilitator dan memberikan ketauladanan kepada masyarakat. Lurah itu beda dengan kepala desa," ucap Bekti Sutoto saat menghadiri acara HUT TNI di Koramil Kota Tulungagung , Senin (7/10/2024).

Selaku pemimpin pemerintahan di wilayah kerja kelurahan yang mana dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh kewenangan pemerintah dari Bupati. Diantaranya, sebagai katalisator, sebagai fasilitator, sebagai pemecah masalah di wilayah, dan komunikator penyemangat kerja pegawai.

Dan faktanya, pada hari hari besar nasional, keberadaan lurah yang intensnya mempunya wilayah tidak pernah dilibatkan. Tak disadari, ada beberapa kantor Dinas berada di lingkup kelurahan, apakah mereka pernah berkomunikasi dengan lurahnya .

Menjadi harapan, undangan itu tidak hanya di tingkat atas saja, tapi di tingkat bawah seperti lurah justru sangatlah penting, karena lurah interaksinya selalu bersentuhan dengan masyarakat. Kehadiran lurah dalam hari besar menjadi momen berharga yang bertujuan untuk menghormati jasa jasa pemimpin terdahulu atau pejuang yang memperjuangkan Kabupaten Tulungagung.

" Hanya sekali saya diundang waktu Peringatan 17 Agustus di Pemkab, dan itu terjadi sudah 3 tahun yang lalu. Sampai sekarang ini, undangan hadir dalam upacara sama sekali tidak pernah ada. Mungkin kursinya yang tidak ada, termasuk upacara HUT TNI - Polri," pungkasnya. 

Senada dengan Bekti Sutoto, Kepala Kelurahan Botoran Kecamatan Kota Tulungagung Priyo Harjoko menjelaskan, bahwa Kelurahan yang di pimpinnya memiliki potensi dan prestasi tehadap capaian hasil pemberdayaan masyarakat yang bermanfaat untuk peningkatan pembangunan di kelurahan, seperti bidang kesenian, olah raga, kuliner, dan masih banyak lagi dengan melibatkan warga serta karang taruna. 

" Banyak kegiatan Masyarakat yang menonjol, namun tidak diperhatikan oleh pemerintah kabupaten.
Contoh yang sering terjadi yaitu menemukan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), orang sakit jompo, menemukan orang tanpa identitas di wilayahnya, mereka semua adalah orang orang yang perlu perhatian, mau tidak mau lurah harus tampil," ungkapnya. (Indh).