Foto : Tokoh masyarakat Tulungagung Peltu (Purn) Nuryanto.

Suaramuda.com - Peringatan hari berkabung nasional, pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI), yang membantai enam perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat menjadi korban keganasan gerakan 30 September 1965.

Mengenang kekejaman PKI terdapat poin penting yang disampaikan tokoh masyarakat Desa Rejosari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung Peltu (Purn) Nuryanto, untuk waspada bangkitnya komunis gaya baru.

Menurutnya, ciri ciri munculnya PKI gaya baru, mereka selalu mengadu domba antar umat beragama, pembunuhan karakter khususnya pada tokoh politik tertentu, menghasut, merong rong ingin mengganti Dasar Negara Pancasila, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya." Hal itu pernah di lakukan menjelang peristiwa berdarah tahun 1965," kata Nuryanto saat ditemui dirumahnya, Senin (30/9/2024).

Ditambahkan Nuryanto, Bukti bukti adanya komunis gaya baru, dia masuk ke segala penjuru termasuk organisasi tertentu yang tujuannya ingin merusak, menghasut agar mereka melawan kepada pemerintahan yang sah. Selain itu, mereka selalu memutar balikkan sejarah seakan akan kaum komunis lah yang paling terdzolimi. Contohnya menuntut kompensasi korban kekejaman 1965.

Untuk diketahui, faham komunis bisa muncul bisa tidak, dikatakan muncul apabila lengah, terutama masalah kemiskinan, kesenjangan sosial tidak bisa di atasi, maka faham komunis, radikalisme akan muncul. Seperti yang pernah disampaikan oleh Muhamad Hata, bahwa kemiskinan adalah ladang subur bagi komunis.
 
"Tapi, apabila kita semua selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengamalkan Pancasila sebagai dasar Negara kita, maka komunis tidak akan muncul," sambungnya.

Diharapkan, kepada seluruh generasi sekarang, agar kejadian di masa lampau tidak terulang lagi, "kita harus memperkaya pengetahuan tentang sejarah bangsa sehingga kejadian kelam tidak terulang kembali. Khususnya pendidikan karakter wajib kita kedepankan. (Indh).