aFoto : Kasi Operasi dan Pemadaman Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Tulungagung, menunjukkan perlengkapan saat ada peristiwa kebakaran.

Suaramuda.com - Sejak Januari hingga September 2024, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Tulungagung mencatat 68 peristiwa kebakaran disejumlah lokasi dalam 9 bulan terakhir dampak kemarau ekstrem.

Puncak musim kemarau diprediksi pada bulan Agustus - September, cuaca di wilayah Kabupaten Tulungagung panasnya terik matahari menjadi peringatan untuk waspada. Sebab, semua tumbuhan kering, benda atau material menjadi kering mudah terbakar, khususnya diarea terbuka.

Kasi Operasi dan Pemadaman Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Tulungagung, Bambang Pidekso mengatakan, kemarau panjang 
selain berdampak pada kurangnya sumber air, penyebab kebakaran mayoritas kelalaian manusia seperti, pembakaran sampah daun kering yang di tinggalkan tanpa diawasi, lupa mematikan kompor, putung rokok yang dibuang sembarangan, korsleting listrik (penggunaan kabel listrik tidak sesuai SNI).

Sementara tahun 2023 lalu, kasus kebakaran dari Januari hingga Desember tercatat 77 peristiwa, sedangkan tahun 2024, per September total tercatat 68 kasus kebakaran. 

"Sepanjang peristiwa kebakaran tak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta hingga miliaran rupiah," kata Bambang kepada suaramuda, selasa, (17/09).

Di musim kemarau Bambang Pidekso mengimbau, masyarakat harus waspada terhadap kebakaran pada musim kemarau. Saya ingatkan, jangan membakar sampah apalagi membakar lalu ditinggal. Bila ditinggal harus dimatikan dan pastikan benar benar mati. Hal ini pernah terjadi, dikira sudah mati ternyata apinya masih menyala. 

"Jangan lupa, jika berpergian untuk memperhatikan kompor dipastikan sudah mati," himbaunya. (Indh).