Foto : Sejumlah tokoh yang menamakan diri Forum Pemuka Masyarakat Kampar menggelar pertemuan membahas situasi dan kondisi Kampar terkini.
KAMPAR - Forum Pemuka Masyarakat Kampar secara eksistensi sudah lahir. Namun, secara legal formal masih dalam proses pengesahan di notaris. Selanjutnya forum ini akan didaftarkan ke Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kampar.
Forum Pemuka Masyarakat Kampar ini diinisiasi oleh beberapa tokoh, mereka adalah mantan birokrat senior Akmam Adipoetra, mantan Ketua DPRD Kampar, Masnur, mantan Ketua DPRD Ahamd Fikri, aktivis senior Eka Sumahamid, tokoh masyarakat Bangkinang, Muhammad Idris.
Lalu juga ada nama Nur Adlin, Taufik Syarkawi, Irwan Saputra, Afrizal Nasir, Amin Filda dan beberapa figur lainnya sebagai inisiator.
Meski baru sepekan muncul dan diproklamirkan ke publik, sudah ada beberapa spekulasi liar yang dikaitkan langsung maupun tidak dengan Forum Pemuka Masyarakat Kampar ini.
Pertama, forum ini disebut untuk menggalang dukungan guna mendudukkan kembali Ahmad Fikri sebagai anggota DPRD Kabupaten Kampar. Sebab, pada pemilu 2024 nanti, Ahmad Fikri kembali turun gelanggang mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kampar.
Isu ini, kami konfirmasi langsung kepada Ahmad Fikri. Ia membantah kalau keberadaan forum ini untuk menggalang dukungan masyarakat agar ia bisa duduk jadi anggota DPRD.
"Isu itu tidak benar," ujar Ahmad Fikri, Kamis (13/7/2023).
Kedua, isu liar juga berkembang menyebut forum ini untuk mendongkel keberadaan Muhammad Aidil sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar. Di dalam isu liar itu disebut, Aidil dinilai tak cakap untuk memimpin dinas sepenting dinas pendidikan.
Hal itu juga disebut dipicu oleh kekecewaan beberapa pihak di Bangkinang pada proses pergantian Muhammad Saleh yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Pj Muhammad Firdaus menjadi Plh kadisdik, sekonyong-konyong jabatan kadisdik kembali berpindah ke Muhammad Aidil.
Terhadap isu ini, kami juga meminta konfirmasi langsung kepada Eka Sumahamid. Dengan tegas mantan Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Riau (Hipemari) Jakarta ini membantah isu itu. Ia menyebut isu itu selain terlalu cetek juga sangat keliru.
"Isu itu tidak benar. Dia (Aidil) juga punya hak untuk menjabat sebagai kadisdik," ungkap Eka.
Eka menuturkan, forum ini bukan untuk mendorong seseorang tertentu pada jabatan tertentu serta tidak pula bertujuan untuk mendongkel orang tertentu pada jabatan tertentu.
Ketiga, spekulasi liar yang berhembus berkaitan dengan kemunculan Forum Pemuka Masyarakat Kampar untuk menjegal pemekaran Rantau Kampar Kiri menjadi kabupaten sendiri.
Kepada kami, Nur Adlin, salah seorang penggagas forum ini menegaskan, isu tersebut sangat salah. Bahkan kata dia, forum ini akan ikut mendorong pemekaran Rantau Kampar Kiri menjadi Kabupaten Gunung Sahilan Darussalam (Gusdar) yang sejak lama telah dinanti-nanti oleh segenap tumpah darah warga di Serantau Kampar Kiri.
Ia menyebut, forum ini salah satu konsennya adalah untuk merumuskan program-program percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kata dia, jika pemekaran adalah jalan untuk mempercepat kemajuan Rantau Kampar Kiri serta jalan pintas bagi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, tentu tak akan mungkin dihalang-halangi oleh forum ini.
"Kalau ada yang menyebar isu, bahwa forum ini untuk menjegal proses pemekaran Rantau Kampar Kiri, itu informasi yang sesat," tegas Nur Adlin.
Bang Delin, begitu ia biasa disapa, mengatakan, isu liar yang negatif yang dikaitkan dengan Forum Pemuka Masyarakat Kampar ia duga bertujuan untuk mendelegitimasi niat dan tujuan mulia forum ini. Meski begitu, ulas dia, forum ini akan terus membesar, menguat bak laksana ombak di lautan. Kecil, menggelinding, merambat dan menjalar lalu tiba-tiba akan membesar hingga menjangkau tepian menghantam ke pantai.
Keempat, isu liar yang berhembus berkaitan dengan kemunculan Forum Masyarakat Kampar ini adalah, forum ini dibuat untuk mendorong seseorang pejabat tertentu mengisi jabatan tertentu seperti posisi jabatan sekda dan beberapa kepala dinas tertentu.
Dengan tegas, Eka Sumahamid menuturkan, isu itu tidak benar. Forum ini memang akan mengawal proses assesmen pejabat pada 13 OPD yang akan segera bergulir termasuk lelang posisi sekda di akhir bulan ini.
Namun demikian, forum kata Eka, hanya akan mengawal proses assesmen agar transparan dan akuntabel sehingga pejabat yang didapat dari proses itu benar-benar orang yang cakap serta profesional.
Forum lanjut dia, tak akan mengiring satu nama dan pejabat tertentu. "Kita hanya akan beri kriteria. Kalau pun kita usul nama, akan ada beberapa orang. Pada intinya kita beri spek, bukan merek," sebut Eka.
Soal mengapa posisi sekda begitu amat strategis, Amin Filda yang juga hadir dalam forum itu mengatakan jalannya roda pemerintahan di Kampar sangat bergantung pada kinerja sekda dan bupati.
Kelima, forum ini disebut dibentuk sebagai alat tekan pada Pj Bupati Kampar Muhammad Firdaus.
Eka menampik isu yang menyebut keberadaan Forum Pemuka Masyarakat Kampar ini hanya sebatas alat tekan pada penjabat bupati dalam hal pengisian sejumlah jabatan strategis di Kampar seperti pengisian posisi sekda, kadis pendidikan, kadis kesehatan dan beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) penting lainnya.
"Tidak benar keberadaan forum ini untuk menekan Pj Bupati demi sebatas ingin menempatkan seseorang di posisi jabatan tertentu, itu kecil itu. Kalau hanya untuk itu, tak perlu kami yang turun, cukup adik-adik mahasiswa saja kalau hanya sebatas itu isunya," tangkis Eka.
Sejumlah tokoh yang menamakan diri sebagai Forum Pemuka Masyarakat Kampar bertemu di Hotel Bangkinang Baru membahas situasi sosial politik dan pemerintahan daerah terkini, Kamis (13/7/2023).
Pertemuan ini membahas berbagai persoalan yang dianggap krusial. Mereka juga menelurkan berbagai rekomendasi yang akan disodorkan ke pemangku kebijakan di daerah. Pertemuan Forum Pemuka Kampar ini disebut bukan yang pertama, sebelumnya telah digelar dua kali pertemuan.
Mereka yang berkumpul ini adalah tokoh senior Akmam Adipoetra, Muhammad Idris, Eka Sumahamid, Ahmad Fikri, Masnur, Nasri Harun Ergen, Amin Filda.
Selain tokoh-tokoh senior itu, ada juga figur-figur muda seperti Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Irwan Saputra, Taufik Syarkawi, Nur Adlin, Afrizal Nasir dan beberapa orang lainya juga ikut dalam pertemuan ini.
Akmam Adipoetra mengaku merasa miris dengan kondisi Kampar saat ini. Kata dia, pemimpin Kampar telah datang dan pergi silih berganti, namun kondisi daerah ini menurut dia tak kunjung mengalami kemajuan. Yang ada justru kondisi Kampar jauh tertinggal dari kabupaten-kabupaten lain di Riau.
Meskipun, menurut dia banyak potensi yang dimiliki sebagai modal untuk melakukan lompatan jauh ke depan, nyatanya Kampar tak kunjung mengalami kemajuan di bidang ekonomi karena telah dikelola dengan cara yang tidak tepat. Akmam menyebut, ia dan rekan-rekan berkumpul di Forum Pemuka Masyarakat Kampar ini bukan dalam konteks ingin campur tangan dalam politik praktis di daerah, melainkan hanya ingin memastikan jalannya roda pembangunan dan pemerintah berada 'on the track' atau berada dalam jalur yang benar. (NAZ)