KAMPAR - Front Kampar Anti Korupsi (F-KAK) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang beralamat di JL. A Rahman Saleh Bangkinang Kota, Selasa pagi 27 Desember 2022.
Sekitar pukul jam 11 lewat mahasiswa F-KAK sampai di depan Kantor Dinas Kesehatan Kampar, setelah sekitar 10 menit berorasi tiba-tiba ada oknum yang berpakaian preman (kaos putih, bertopi, berbadan gempal, berkumis dan berjenggot) keluar dari gerbang dinas kesehatan dan langsung menyerang mahasiswa F-KAK secara membabi buta, mulai dari berusaha mengambil toa dari orator (hafiz), merusak atribut aksi berupa keranda dan lanjut melakukan pemukulan terhadap salah seorang massa aksi (Ahmad Hamsyi), sontak saja suasa pun memanas.
Terlihat supir Kadiskes (Ilham) mengejar massa aksi yang lain (Dedi Yulianto) hingga hampir pontang-panting menyelamatkan diri. Untuk menghindari keributan yang lebih luas mahasiswa memilih membubarkan diri dan beralih ke titik aksi kedua yakni Balai Bupati Kampar.
Sebelum bubar sempat terjadi adu mulut antara massa aksi dengan preman yang melakukan penyerangan.
Kebrutalan preman ini pecah saat orator (Hafiz) menyampaikan, "Jika Polda Riau tidak cukup berani mengusut persoalan ini, kami meminta Kejati Riau segera mengambil alih kasus ini", sontak preman tadi langsung keluar dengan mengucapkan " Kalau sudah diproses Polda Riau, ya polda saja, ngapain aksi disini" tutur preman tersebut sambil berjalan merusak keranda dan berjalan ke arah Hamsyi.
Aksi mahasiswa dari aliansi F-KAK ini merupakan aksi yang ketiga kalinya di Bangkinang untuk menyuarakan tuntutan:
1. Pj Bupati Kamsol segera pecat Kadiskes Kampar (Zulhendra) dan Kapus Siak Hulu II (Ratna)
2. Tangkap Zulhendra dan Ratna
3. KEJATI segera ambil alih kasus ini, karena tidak percaya Polda Riau
4. Negara jangan kalah oleh koruptor
Selain tuntutan ini massa aksi tampak membawa spanduk yang bertuliskan:
1. Apa kabar Kasus tanda Tangan Palsu
2. Tangkap dan Pecat Kadiskes Kampar Zulhendra dan Ratna
Sebagaimana diketahui sebelumnya, aksi mahasiswa F-KAK bermula sejak saat proses hukum di Polda Riau mangkrak sejak November lalu. Kata pendemo, perlu diketahui juga bahwa semua pihak terkait sudah dipanggil dan dimintai keterangan tapi sampai hari ini tak kunjung ada yang ditetapkan tersangka dan kasusnya hilang bak ditelan bumi.
Kata Hafiz, kasus ini adalah dugaan pencairan dana Covid-19 dengan cara pemalsuan tanda tangan Kapus Siak Hulu II sebelumnya yaitu Fitri Yeni yang dilakukan oleh Kapus baru Siak Hulu II yakni Ratna dan hal ini diduga dilakukan atas sepengetahuan Kadiskes Kampar (Zulhendra) selaku penanggung jawab anggaran tersebut.
"Dari sinilah kami menilai ada indikasi persekongkolan jahat antara Zulhendra dan Ratna untuk mencairkan dana tersebut," ujarnya.
Hafiz selaku orator menegaskan , pihaknya mengecam tindakan kekerasan dan pembungkaman aktivis ini. Ia meminta Polres Kampar agar bekerja secara profesional untuk segera menangkap pelakunya demi tegaknya keadilan.
Sementara itu ditambahkan Fahmi, aksi ini mereka lakukan, karena rasa kecintaan mereka sebagai mahasiswa Kampar pada daerah imi. Mereka mengaku, akan terus bertekad menyuarakan kebenaran ini, karena mereka tidak mau pejabat Kampar dipimpin oleh orang yang tidak bersih.
"Namun hari ini niat baik tersebut mendapatkan perlakuan yang biadab dari preman suruhan Kadiskes Kampar dan supirnya. Sehingga hal yang seharusnya tidak terjadi hadir di hadapan kita bersama," ujarnya.
Saat beralih ke titik aksi yang kedua, Hafiz kembali berorasi dan bertekad bertemu dengan Pj Bupati untuk berkomitmen dalam menciptakan birokrasi yang bersih di Kampar. Dan F-KAK mendapatkan kesempatan untuk bertemu Pj membahas hal ini.
Setelah itu, Hamsyi dan Dedi langsung ke Mapolres Kampar untuk melaporkan pemukulan dan penganiayaan yang dialaminya. Keduanya juga telah melakukan visum di RSUD Bangkinang. Sejauh ini mereka mengaku sudah di-BAP di Polres Kampar.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Zulhendra Das'at ketika dikonfirmasi wartawan sabtu pagi 24 Desember 2022, Sebaiknya konfirmasi langsung ke yang bersangkutan yang diduga memalsukannya.
"Kami juga akan memintai keterangan ke yang bersangkutan," ujarnya
Lebih lanjut wartawan menanyakan, preman yang melakukan Kekerasan dan Pembubaran Paksa aksi demo pada Selasa pagi 27 Desember 2022, kadiskes belum membalas pesan singkat WhatsApp hingga berita ini diterbitkan.(***)