Laporan: Nazaruddin
BANGKINANG - Kondisi kesehatan Penjabat Bupati Kampar, Kamsol dikabarkan drop. Saat ini ia tengah beristirahat di rumah dinas.
Kabar ini dibenarkan langsung oleh Kamsol. "Saya demam, pulang dari Jakarta kemarin. Dikuat kuatkan aja ikut acara Riau Bisnis Forum sekarang sudah agak mendingan," ujarnya, Kamis (24/11/2022) malam.
Kata Kamsol kondisi tubuhnya kurang fit akibat jadwal padat dan perubahan cuaca. "Biasa ini efek perubahan cuaca dan kurang istirahat," sambung dia.
Kamsol saat ini tengah sibuk bekerja sebagai penjabat bupati. Ia tengah "cuci piring" melakukan pekerjaan rumah yang banyak tersisa dari pemimpin lalu-lalu.
Selain fokus mengatasi banjir kota Bangkinang, Kamsol juga tengah melakukan audit perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kampar.
Sebelumnya Kamsol mengatakan, dirinya sangat serius menyelesaikan segudang masalah dan konflik perkebunan kelapa sawit yang terjadi di daerah ini.
Kata dia, persoalan yang meliputi usaha perkebunan kepala sawit tidak sebatas konflik lahan antara perusahaan dengan masyarakat, tapi lebih luas dari itu sampai pada soal status lahan, status kawasan dan banyak aspek regulasi dari hulu ke hilir yang ditabrak.
Dijelaskan mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau ini, cara penyelesaian persoalan perkebunan kelapa sawit ini tidak bisa hanya skala daerah, akan tetapi harus diselesaikan secara nasional dengan pendekatan dari aspek regulasi pemerintah pusat.
"Kalau regulasi di atas selesai, yang di bawah ini mengikut saja lagi. Kalau kita bicara penyelesaian di daerah ini begitu-begitu saja terus," ujar Kamsol kepada wartawan, Senin (7/11/2022) lalu.
Sembari menunggu regulasi di pusat keluar, Kamsol saat ini tengah membentuk tim koordinasi daerah yang akan menginventarisir persoalan-persoalan yang terjadi dalam bisnis perkebunan kelapa sawit di Kampar.
"Saya sudah perintahkan Sekda dan Inspektorat, kita bentuk tim terpadu untuk menyelesaikan persoalan ini, masalahnya kita inventarisir dulu. Nanti kalau masalahnya sudah kita inventarisir, baru kita lapor ke Menteri Perekonomian, dan ke Menko Luhut," imbuhnya.
Karena penyelesaian secara menyeluruh ini membutuhkan campur tangan pemerintah pusat, saat ini Kamsol pun intens berkoordinasi dengan lembaga kementerian bahkan dengan pihak legislatif di DPR RI.
"Itu yang kini saya tengah upayakan, penyelesaian persoalan lahan sawit yang terjadi antara masyarakat dan pihak perusahaan harus diselesaikan lewat regulasi negara," tegas Kamsol.
Pada Juni lalu, dirinya sudah mengikuti Rapat Koordinasi Audit Perkebunan Kelapa Sawit Seluruh Indonesia bersama Forum Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI).
"Saya juga sudah lapor ke Pak Menko Luhut, kata beliau, tunggu hasil audit sawit ini selesai dulu," tuturnya.
Kamsol sangat mendukung perusahaan perkebunan kepala sawit yang ada di Kampar ini diaudit. "Kita audit semua, dari aspek perizinan dan regulasinya. Dari hulu ke hilir kita audit semuanya," tegas dia.
Kata dia, bila regulasi sudah ada, maka tanpa dia pun masalah ini akan selesai. "Kalau regulasi sudah ada, masalah ini akan selesai, ada atau tidak ada saya. Begitu cara saya bekerja. Kita dorong regulasinya," tegas Kamsol.
Kamsol juga terus berupaya mendorong agar pemerintah daerah penghasil minyak sawit mentah (CPO) bisa mendapatkan Dana Bagi Hasil (DBH). Selama ini daerah penghasil minyak kelapa sawit tidak mendapatkan DBH sebagaimana hasil minyak bumi.